YOGYAKARTA – Muhammad Nurul Huda,16, suporter PSIM dari kelompok The Maident yang menjadi korban penusukan saat bentrok dengan kelompok Brajamusti,akhirnya tewas setelah dua hari menjalani perawatan di RSUP Dr Sardjito,kemarin. Peristiwa ini harus menjadi momentum bersatunya kembali kedua kelompok pendukung Laskar Mataramini.
”Sudahlah,sampai di sini saja. Peristiwa meninggalnya salah satu suporter PSIM ini bisa dijadikan sebagai bahan pelajaranagarkeduakelompokinibersatu,” kata WaliKota Yogyakarta Haryadi Suyuti,kemarin. Menurutnya, perselisihan atau perbedaan pandangan antara kedua suporter itu sebenarnya tidak perlu terjadi karena keduanya mendukung klub sepak bola yang sama, yaitu PSIM Yogyakarta.
”Kejadian ini sangat memprihatinkan.Seharusnya ini menjadi kejadian terakhir. Sepak bola seharusnya menjadi tontonan, dan bukan menimbulkan korban seperti ini,”ucapnya. Harapan yang sama juga disampaikan Manajer PSIM Aji Sutarto. Dia meminta seluruh pendukung Laskar Mataram bersatu dan memberikan supportyang positif.”Harapan kita kedua suporter saling menyatu untuk bersama men-support PSIM,”katanya.
Nurul Huda adalah warga Kuncen RT17/RW04 Pakuncen, Kecamatan Wirobrajan, Kota Yogyakarta. Dia menjadi korban penusukan saat bentrokan antarsuporter pendukung PSIM di jalan Jalan HOS Cokroaminoto, Senin (12/3), usai pertandingan antara PSIM dengan Persiku Kudus di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Dia mendapatkan empat luka tusuk di bagian dada. Korban menghembuskan napas terakhirnya pukul 00.10 WIB kemarin.
Jenazah dimakamkan di TPU Kuncen, tidak jauh dari rumahnya pukul 13.30 WIB.Proses pemakaman turut dihadiri suporter The Maident dan juga pengurus PSIM. Muhammad Wahyudi,42, ayah dari almarhum yang didampingi Sumirah,40, ibunya menceritakan, selama menjalani perawatan di RSUP Sardjito Nurul Huda telah menghabiskan 30 kantong darah. Almarhum merupakan anak pertama dari tiga bersaudara yang saat ini duduk di kelas I SMK 3 Yogyakarta jurusan otomotif.
”Dia itu sejak kecil sudah suka PSIM, dari TK sudah kelihatan,” tuturnya. Dikonfirmasi mengenai kematian salah satu anggotanya, Ketua Pejabat Sementara Pimpinan Pusat (PP) The Maident Hari Santoso mendesak kepolisian agar segera mengungkap dan menangkap pelaku. Demi menjaga keamanan dan menjaga suasana kondusif di Kota Yogyakarta, dia menghimbau kepada anggota dan laskar-laskar di bawah naungan The Maident agar menahan diri.”Kami menyerahkan kasus ini kepada kepolisian,”katanya.
The Maident menurut rencana tidak akan datang dalam pertandingan PSIM berikutnya yang dijadwalkan pada Jumat (16/3).Namun, jika ada anggota yang datang,The Maident akan memasang foto atau spanduk bergambar korban di stadion. ”Ini sebagai rasa bela sungkawa,”ucapnya. Terpisah, Presiden Brajamusti Eko Satrio Pringgodani dalam siaran persnya menyampaikan turut berduka atas meninggalnya Nurul Huda yang menjadi korban bentrokan antar supporter PSIM diJalan HiosCokroaminoto.
” Brajamusti sangat terpukul dan menyesalkan terjadinya peristiwa ini,”katanya. Brajamusti,lanjut dia,sangat berharap kepolisian secepatnya menangkap pelaku dan mengungkap peristiwa yang sangat memilukan itu.Brajamusti mendukung dan menghormati proseshukumyangberlaku, danberharap pada pihak-pihak terkait untuk segera mencari solusi terbaik dari permasalahan suporter PSIM selama ini.
”Brajamusti sangat terbuka untuk terjadinya sebuah rekonsilisasi dari semua suporter menuju kebaikan bersama demi prestasi PSIM dan terjaganya suasana kondusif Yogyakarta,” tuturnya. Sementara itu,Kepala bagianOperasiResersedanKriminal Polresta Yogyakarta AKP Made Hendra dikonfirmasi mengenai perkembangan penanganan kasus penusukan tersebut mengatakan, polisi masih melakukan penelusuran pelaku.Kasus yang sebelumnya ditangani Polsek Tegalrejo itu pun sudah ditarik ke Polresta Yogyakarta. ”Tadi malam kita tarik dan kita lakukan penelusuran,”katanya. muji barnugroho/ant
0 komentar:
Posting Komentar